Selasa, 12 April 2016

Pencuri Energi

Saya belum lama mendengar tentang pencurian di sebuah koperasi simpan pinjam. Pencuri berusaha membongkar paksa ruang besi yang berisi surat-surat berharga (sertifikat, BPKB) dan uang yang jumlahnya cukup besar. Untungnya barang-barang tadi selamat karena adanya pengamanan berlapis untuk melindungi aset perusahaan. Kita pun perlu menjaga aset kita. Energi adalah salah satu aset kita yang paling berharga. Energi kita gampang sekali bocor dan terbuang sia-sia. 

Pernahkan Anda perhatikan bahwa saat Anda pagi-pagi kesal karena terlambat, Anda malah kena macet sekalian. Sesampainya di kantor, Anda sudah lemas karena energi habis di jalan. Energi bocor salah satunya melalui emosi (emotion) atau energy in motion. Jika Anda marah, takut atau khawatir berlebihan, maka Anda akan makin cepat kehabisan energi.

Energi dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitasnya setiap hari. Jaga perhatian kita untuk menjaga cadangan energi yang kita miliki atau pergunakan tiap harinya. 

Apalagi saya sebagai seorang coach sering menghadapi orang-orang yang galau, orang yang sedih dan orang-orang yang membutuhkan motivasi, di mana ini semua membutuhkan energi. Bukan hanya menjadi seorang coach, semua profesi membutuhkan energy untuk menjalankan aktivitasnya,

Beberapa tips untuk menjaga energi :
1.     Lakukan hal yang penting terlebih dahulu
2.     Hindari orang-orang negatif yang menyita perhatian Anda
3.     Bermedsos hanya di waktu Anda senggang
4.     Berolah raga rutin
5.     Makan makanan sehat
B
6.     Bergaul dengan tiap orang tetapi berteman hanya dengan orang-orang yang dapat membantu   Anda       mencapai Goals hidup Anda
7.     Istirahat yang cukup
8.     Banyak senyum
9.     Lakukan hubungan intim rutin (khusus bagi yang sudah berkeluarga)
10.   Berdoa & mengucap syukur tiap hari
11.   Lakukan apa yang Anda sukai (konteks positif)
12.   Baca bacaan postitif
13.   Berbagilah ( pengetahuan, kebahagiaan, kepemimpinan)
14.   Miliki impian (bukan mimpi basah ya..)
15.   Selesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat (bebaskan pikiran Anda dari pikiran mengenai pekerjaan menggantung)

Silakan tambahkan hal-hal pada list di atas.

Ingat, ke mana perhatian Anda tertuju, ke situlah energi Anda mengalir.

Jaga perhatian Anda untuk hal-hal penting yang menjadi prioritas hidup Anda. 

Semoga bermanfaat. Like dan share Anda membuat kami lebih termotivasi untuk menulis artikel yang makin inspiratif.

Terima kasih.


Facebook   : StarCoach Ina
Twitter       : StarCoachIna
Website      : www.StarCoachIndonesia.com
Email         : StarCoachIndonesia@gmail.com

Rabu, 06 April 2016

Sederhana

Sederhana sepertinya adalah kata yang biasa kita dengar. Yang  saya ingin bahas lebih dalam adalah proses penyederhanaan (bukan Rumah Makan Padang Sederhana, ya, hehe). Sering kali saya mendengar seakan-akan proses menyederhanakan disepelekan atau dianggap mudah. Sederhana berbeda dengan mudah. Kedua kata tersebut punya makna yang berbeda. Untuk menjelaskan sesuatu dengan sederhana kita perlu memahami konteks dan konten secara mendalam. Seperti kata si jenius Leonardo da Vinci, “Simplicity is the most ultimate sophistication”.
Ukuran seorang guru adalah pengertian murid. Jika guru kelihatan pintar tetapi murid tetap bodoh, artinya gurunya gagal mengajar. Begitu pula di dalam perusahaan, seorang pemimpin perlu berbagi pengetahuan (know–how) yang diterapkan menjadi action keseharian (show-how). Begitu kata Dr. Marshall Goldsmith yang adalah executive coach no. 1 di dunia. Jika proses transfer ilmu ini tidak berjalan baik atau bahkan tidak terjadi, jangan harap semua proses akan berjalan baik pula. 
Proses penyederhanaan bisa diterapkan di semua bagian dalam perusahaan atau organisasi. Misalnya menyederhanakan proses pencarian barang barang dengan pengelompokan, memangkas jumlah proses dalam suatu pekerjaan (semakin banyak human touch point, semakin tinggi tingkat kesalahan), memastikan jobdes yang dilakukan sesuai dengan PiC (person in charge) yang mengerjakannya, dan lain sebagainya. 
Menyederhanakan proses mempermudah kita dan team kita dalam bekerja sehingga akan mempercepat proses pembuatan produk ataupun jasa. Jika kita menggaji team per bulan, artinya setiap hari pun ada nilai uang yang kita bayarkan. Untuk itulah kita perlu mempercepat proses. Sampai sekarang saya masih sering geleng-geleng kepala jika mendengar stigma orang-orang pemerintahan yang berbunyi kira-kira begini: Kalau bisa lambat, mengapa dipercepat? Kalau bisa mahal, mengapa dibuat lebih murah? Kalau bisa susah, mengapa dipermudah? Hal-hal inilah yang perlu diubah! 
Bagaimana kita memulai? Mulailah dengan memperhatikan. Diam dan perhatikan setiap proses Anda. Dalam Toyota Production System (TPS) dikenal 3Gen: Genba, Genbutsu, Genjitsu:
  1. Genba       = actual place
  2. Genbutsu = actual parts/products
  3. Genjitsu   = actual data/situation
Anda perlu mengunjungi tempat kejadian yang ingin Anda perbaiki proses kerjanya. Anda perlu lihat barang yang kualitasnya ingin Anda tingkatkan. Anda perlu mengumpulkan data berdasarkan pengamatan langsung tersebut. 
Di mana Anda bisa mulai perbaikan? Di tempat dimana kesalahan paling rawan (dan kemungkinan besar paling sering) terjadi. Sederhanakan prosesnya dan dapatkan manfaatnya. Semoga bermanfaat.

GOBER BEBEK KECIL

Gober Bebek kecil berbeda jauh dengan Donal Bebek yang pemalas, mau gampang dan selalu mengeluh. Sewaktu Gober kecil, hidupnya begitu sederhana. Sebenarnya ayah Gober mengetahui penyimpanan harta karun masa lalu yang berlimpah jumlahnya. Akan tetapi, ayahnya memilih untuk memberikan pelajaran kepada Gober bahwa dalam hidup dia harus bekerja keras dan jujur. Inilah pembelajaran yang ditanamkan kepada Gober oleh sang ayah: menjalankan kewajiban lalu memperjuangkan hak, melihat dan memanfaatkan peluang dan berani menghadapi tantangan. Gober adalah bebek terkaya di dunia setelah 20 tahun terus menerus gagal. Rupanya paradigma sukses Gober ini sama dengan yang saya pelajari langsung dari Dr. Marshall Goldsmith, World’s Best Executive Coach. Dia menyatakan bahwa orang sukses memiliki 3 paradigma sukses, yaitu: “Saya orang sukses“, “Saya memilih untuk sukses” & “Saya akan sukses“.
Paradigma sukses ini terlihat jelas dalam sikap Gober yang selalu mengejar dan mengupayakan kesuksesan.
Sukses memiliki definisi mencapai apa yang kita inginkan. Kita sendiri perlu jelas tentang apa yang kita inginkan untuk menjadi sukses, disingkat SMARTER : Specific, Measurable, Achieveable, Realistic, Time bound, Encouraging, Rewarding.
Mari kita menjadi yang terbaik, lakukan yang terbaik dan dapatkan hasil yang terbaik.
 Star Coach Indonesia

Semoga bermanfaat. Like dan share Anda membuat kami lebih termotivasi untuk menulis artikel yang makin inspiratif.

Terima kasih.


Facebook   : StarCoach Ina
Twitter       : StarCoachIna
Website      : www.StarCoachIndonesia.com
Email         : StarCoachIndonesia@gmail.com